Sejarah Singkat Suku Jawa - Suku Terbesar Di Indonesia

Mungkin Semua kita sudah mengetahui bahwa Suku Jawa adalahh suku terbesar di Indonesia, dengan jumlah sekitar 40,22% dari populasi manusia di nusantara. Suku yang memiliki banyak kekhasan di bidang budaya, bahasa, dan kuliner khasnya ini terkenal dengan sifat dan tutur katanya yang halus. Tidak hanya bertempat tinggal di Pulau Jawa, suku jawa juga tersebar di berbagai pelosok di Indonesia.

Pakai Keluarga Kartini

Peradaban suku Jawa termasuk maju. Hal ini dapat dibuktikan karena adanya peninggalan kerajaan-kerajaan besar yang berada di tanah Jawa, dan masih dapat dilihat hingga kini. Misalnua Candi Borobudur, Prambanan, Mendut, Singosari, dan sebagainya.

Walaupun suku Jawa telah tersebar di seluruh nusantara. Namun, banyak orang yang tak tahu bagaimana sejarah dan asal-usul suku Jawa. Apakah suku Jawa berasal dari nenek moyang asli pribumi? Atau mereka berasal dari pendatang? Berikut ialah beberapa teori yang menjelaskan asal usul suku Jawa.

Menurut arkeolog, Eugene Dubois, seorang ahli anatomi yang berasal dari Belanda menemukan sebuah fosil manusia purba Homo erectus. Fosil ini ditemukan di Trinil pada tahun 1891. Pasca penemuan ini, dilakukan perbandingan antara DNA fosil kuno tersebut dengan suku Jawa di masa kini.

Hasilnya, DNA tersebut tidak memiliki perbedaan jauh dengan suku Jawa masa kini. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya fosil manusia purba, yaitu Pithecanthropus erectus. Sehingga membuat para arkeolog ini menjadi yakin bahwa nenek moyang suku jawa berasal dari penduduk pribumi.

Berbeda dengan Eugene, menurut seorang sejarawan justru berbanding terbalik. Von Hein Geldern menyebutkan bahwa telah terjadi migrasi penduduk dari daerah Tiongkok (Yunan) di kepulauan Nusantara. Migrasi ini sudah ada sejak zaman neolitikum 2000 SM, sampai zaman perunggu 500 SM, secara besar-besaran bertahap menggunakan perahu cadik.

Begitu juga Dr. H. Kern menyebutkan, berdasarkan penelitiannya di tahun 1899 bahwa bahasa daerah di Indonesia mirip satu sama lain, dan Kern menarik kesimpulan bahwa bahasa tersebut akar dari rumpun yang sama, yaitu Austronesia.

Maka, hal inilah yang membuat Geldern yakin bahwa Suku Jawa tidak berasal dari masyarakat pribumi asli. Namun, ada bukti juga melalui tulisan kuno India dan keraton Malang yang berbeda.

Pasalnya, dalam tulisan kuno India disebutkan bahwa jika beberapa pulau di Nusantara termasuk pulau Jawa, adalah tanah yang menyatu dengan daratan Asia dan Australia. Akan tetapi, pada saat itu terjadi musibah permukaan air laut naik. Hal ini membuat Pulau Jawa dan beberapa pulau lainnya terpisah.

Tulisan kuno tersebut juga menyebutkan Aji Saka, seorang pengembara yang pertama kali datang di daratan Pulau Jawa, dan menetap di sana bersama para pengikutnya menjadikan mereka sebagai nenek moyang orang dari suku Jawa.

Adapun menurut Babad Jawa kuno, asal usul nenek moyang suku jawa juga disebutkan dalam babad kuno jawa. Dalam babad ini, diceritakan bahwa pangeran yang berasal dari Kerajaan Kling tersisihkan bersama pengikutnya.

Hal tersebut merupakan akibat dari perebutan kekuasaan membuka lahan baru di sebuah pulau terpencil yang dibangun oleh mereka, sebagai pemukiman dan mendirikan kerajaan yang diberi nama Javacekwara. Keturunan pangeran inilah yang dianggap sebagai nenek moyang suku Jawa menurut Babad Tanah Jawa.

Sementara itu, ditemukan sejarah yang lebih jelas. Menurut surat kuno keraton Malang, asal-usul suku Jawa berasal dari kerajaan Turki tahun 450 SM. Kala itu, Raja Rum, raja dari Kerajaan Turki mengutus para penduduknya untuk membuka lahan di pulau kekuasaannya yang belum berpenghuni. Namun, karena gangguan binatang buas, banyak penduduknya yang menderita sehingga mereka pulang kembali ke negara aslinya.

Kemudian, pada tahun 350 SM, raja kembali mengirim para penduduk untuk kedua kalinya. Perpindahan tersebut membawa 20.000 laki-laki, dan 20.000 perempuan berasal dari Koromandel. Perpindahan dipimpin oleh Aji Keler yang menemukan Nusa Kendang dengan dataran tinggi yang ditutupi oleh hutan lebat, dan banyak binatang buas.

Konon, saat itu para penduduk sangat senang karena di pulau tersebut banyak ditemukan bahan pangan, dan tanaman yang subur bernama tanaman Jawi. Tanaman jawi banyak ditemukan dimana-mana, maka dari itu nama dari jenis tanaman inilah dijadikan sebagai nama pulau tersebut yakni, Pulau Jawi.

Hingga kini dikenal dengan Pulau Jawa dengan sebutan para pendudukanya, yakni suku Jawa.

Itulah beberapa teori yang menceritakan asal-usul Suku Jawa di Indonesia. Dengan mengetahun sejarah, maka kita dapat semakin memperkaya ilmu tentang budaya, dan menambah informasi.*

Sumber : kompas.com | romadecade.org | infoyunik.com

1 تعليقات

  1. kalo dari Turki, sama dengan nenek moyang suku kuleng orang Manggarai di pulau Flores. nama orang Turki itu adalah Tamelo yang memperistri salahsatu bidadari. selain itu juga berasal dari Minangkabau, dan wilayah Indonesia lainnya. 🙏

    ردحذف
إرسال تعليق
أحدث أقدم